SEJARAH LOGIKA
Logika mulai dikenal pada masa peradaban Yunani kuno dimana arah per
kembangan pemikiran masa itu mulai meninggalkan bentuk-bentuk kisah mistis, takhyul, dongeng, dan cerita-cerita isapan jempol. Adalah Thales ( 624-548 SM ), seorang filosof Yunani, yang mulai mengenalkan logika pada masa itu dengan meletakkan dasar-dasar berpikir logis ( sesuai akal budi manusia ) untuk mengungkap rahasia alam semesta. Namun, istilah logika belum dikenal pada masa itu, baik sebagai ilmu maupun istilah lainnya.
kembangan pemikiran masa itu mulai meninggalkan bentuk-bentuk kisah mistis, takhyul, dongeng, dan cerita-cerita isapan jempol. Adalah Thales ( 624-548 SM ), seorang filosof Yunani, yang mulai mengenalkan logika pada masa itu dengan meletakkan dasar-dasar berpikir logis ( sesuai akal budi manusia ) untuk mengungkap rahasia alam semesta. Namun, istilah logika belum dikenal pada masa itu, baik sebagai ilmu maupun istilah lainnya.Aristoteles adalah filosof pertama yang menjadikan Logika sebagai sebuah ilmu – logica scientia. Tetapi ia menggunakan istilah analitika ( untuk meneliti argumentasi dari proposisi yang benar ) dan dialektika ( untuk meneliti argumentasi yang berasal dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya ). Logika yang dikembangkan oleh Aristoteles adalah silogisme dan inilah yang sesungguhnya merupakan penemuan murni Aristoteles dan sekaligus yang terbesar dalam sejarah logika.
Istilah logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium ( 334-262 SM ) yang juga merupakan pelopor kaum Stoa. Kaum Stoa inilah yang selanjutnya mengembangkan bentuk-bentuk argumen disjungtif dan hipotetis. Adalah Chrysippus ( 280-207 SM ), pemimpin ketiga dan yang terbesar Kaum Stoa yang mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran yang sistematis. Disinilah puncak kejayaan kaum Stoa, hingga ada ungkapan “ Tanpa Chrysippus, Stoa tidak akan pernah ada “.
Pada gilirannya, logika mengalami perkembangan ditangan para filsuf-filsuf seperti Galenus ( 130-200 M ), Sextus Empiricus ( 200 M ), Porphyrius ( 232-305 M ), Roger Bacon ( 1214-1292 M ), Thomas Hobbes ( 1588-1679 M ), John Locke ( 1632-1704 M ), Gottfried Wilhelm Leibniz ( 1646-1716 M ), hingga Alfred North Whitehead ( 1861-1947 M ), Ludwig Von Wittgenstein ( 1889-1951 M ), dan Bertrand Arthur William Russell ( 1872-1970 M )
Bersambung...(Sumber Asli : Disini > Oleh : Agusti Masriyanto Goma).
Istilah logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium ( 334-262 SM ) yang juga merupakan pelopor kaum Stoa. Kaum Stoa inilah yang selanjutnya mengembangkan bentuk-bentuk argumen disjungtif dan hipotetis. Adalah Chrysippus ( 280-207 SM ), pemimpin ketiga dan yang terbesar Kaum Stoa yang mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran yang sistematis. Disinilah puncak kejayaan kaum Stoa, hingga ada ungkapan “ Tanpa Chrysippus, Stoa tidak akan pernah ada “.
Pada gilirannya, logika mengalami perkembangan ditangan para filsuf-filsuf seperti Galenus ( 130-200 M ), Sextus Empiricus ( 200 M ), Porphyrius ( 232-305 M ), Roger Bacon ( 1214-1292 M ), Thomas Hobbes ( 1588-1679 M ), John Locke ( 1632-1704 M ), Gottfried Wilhelm Leibniz ( 1646-1716 M ), hingga Alfred North Whitehead ( 1861-1947 M ), Ludwig Von Wittgenstein ( 1889-1951 M ), dan Bertrand Arthur William Russell ( 1872-1970 M )
Bersambung...(Sumber Asli : Disini > Oleh : Agusti Masriyanto Goma).
0 komentar:
Posting Komentar