Seiring dengan pelaksanaan tahapan Pemilukada di Kabupaten Pohuwato, pemasangan atribut yang di klaim sebagai sarana sosialisasi pasangan calon bupati dan wakil bupati 2010 – 2015 paling praktis kian ramai menghiasi wajah ibu kota.
www.pohuwatoforum.net
Banyaknya baligho yang paling mencolok kini berada di Kota Marisa dan sekitarnya. Bahkan baligho ini mewabah hingga ke pelosok – pelosok desa terpencil. Pemasangan baligho yang kian marak baik di tempat umum maupun berbagai sudut-sudut jalan ini seakan saling mengklaim bahwa masing – masing pasangan calon adalah yang terbaik. “Untuk Pohuwato 2010 – 2015”, “Dedelo Dudelo”, pokoknya banyak macam deh model bahasa pemikatnya. Terlihat juga beberapa baligho dari ranah yang berseberangan dengan iklim politik di pohuwato. Suksesi Pemilihan Gubernur Gorontalo 2011 mendatang, menggaung juga di pohuwato dengan adanya beberapa baligho dari sentral tokoh – tokoh politik gorontalo.
Apapun alasan dan tujuan dari pemasangan baligho – baligho ini, keberadaannya jangan sampai merusak wajah ibu kota. Karena ada beberapa baligho yang di nilai tidak lagi memperhatikan serta memperdulikan indikator – indikator peduli lingkungan sekitar dan nampak terkesan hanya sekedar asal pasang saja.
Ramainya pemasangan baliho ini sudah menjadi hal biasa. Apalagi menjelang pesta politik, seperti pemilukada hingga pemilihan gubernur nanti. Hanya saja, pihak - pihak yang ingin memasang baligho, harus juga memperhatikan keindahan kota. Dan hal tersebut, harus diperhatikan dan bukan hanya tugas parpol, namun juga oleh pemerintah daerah hingga pemerintah provinsi, yang ingin memasang baligho tentang himbauan moral atau sosialisasi program – program pemerintah.
Fenomena ini tentunya menjadi tugas berat dari instnasi terkait, khususnya Badan Lingkungan Hidup dan Tata Kota (BLHTK) sebagai institusi pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dalam hal pengaturan dan perekomendasian penataan wajah kota. Ramainya baligho tidak jadi masalah, asal jangan membuat wajah kota jadi amburadul. Iya ngga..?
Apapun alasan dan tujuan dari pemasangan baligho – baligho ini, keberadaannya jangan sampai merusak wajah ibu kota. Karena ada beberapa baligho yang di nilai tidak lagi memperhatikan serta memperdulikan indikator – indikator peduli lingkungan sekitar dan nampak terkesan hanya sekedar asal pasang saja.
Ramainya pemasangan baliho ini sudah menjadi hal biasa. Apalagi menjelang pesta politik, seperti pemilukada hingga pemilihan gubernur nanti. Hanya saja, pihak - pihak yang ingin memasang baligho, harus juga memperhatikan keindahan kota. Dan hal tersebut, harus diperhatikan dan bukan hanya tugas parpol, namun juga oleh pemerintah daerah hingga pemerintah provinsi, yang ingin memasang baligho tentang himbauan moral atau sosialisasi program – program pemerintah.
Fenomena ini tentunya menjadi tugas berat dari instnasi terkait, khususnya Badan Lingkungan Hidup dan Tata Kota (BLHTK) sebagai institusi pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dalam hal pengaturan dan perekomendasian penataan wajah kota. Ramainya baligho tidak jadi masalah, asal jangan membuat wajah kota jadi amburadul. Iya ngga..?
0 komentar:
Posting Komentar